Thursday, October 13, 2016

Doa orang teraniaya

I feel down and sad. I even can;t sleep at night because of my crazy boss. I can't stand her anymore. She scolded me like there is no tomorrow in front of other people and all she says is a lie. When I tried to explain, she just can;t except it. She doing all the wrong thing and expect me to do the same thing with no integrity. I just can't make myself do that..my subconcious mind and my guilt and I still standing to Allah and Islam. I just can't do that. I just want to do my work sincerely and take my pay check at the end of the month. That's it. I've been dealing with her almost 10 years now. Sometimes i broke down, took my shattered pieces and just proceed again with my work. I am getting old with this crap. She will be retiring another one and a half year. I don't know if I could survive until that long.

Taken from a blog. It cool me down a bit.

Jika doa orang kafir yang teraniaya pun mustajab, maka apatah lagi jika yang terzalimi itu adalah seorang muslim yang taat?

Orang-orang yang teraniaya tidak perlu berputus asa menghadapi keperkasaan dan kekuatan penganiayanya. Mereka dijanjikan oleh Allah untuk mendapat pembelaan, perlindungan, dan pertolongan guna melawan penganiaya itu. Cara memperoleh jaminan tersebut adalah dengan selalu berdo’a kepada Allah agar para penganiaya itu mendapat adzab dan siksa dari Allah sehingga mereka tidak merajalela berbuat kezhaliman ditengah masyarakat. Karena itu, mereka seharusnya tidak meremehkan senjata do’a sebagai saran melawan kezhaliman orang-orang yang berbuat zhalim, karena permohonan mereka dikabulkan oleh Allah. Sebaliknya, orang-orang yang suka menganiaya seharusnya takut dan berhati-hati menghadapi orang-orang yang teraniaya, karena orang-orang yang teraniaya itu pasti dibela dan dilindungi oleh Allah. Permohonan apa saja untuk penganiayanya akan dikabulkan oleh Allah.

DOA ORANG TERANIAYA

1. ‘Ya ALLAH, mereka ini ( sebutkan nama mereka ) zalim/menipu/aniaya pada aku. Aku mohon balasan yang setimpal ke atas mereka serta bantulah aku keluar dari kesusahan ini’

2. Mohon pada Allah, untuk menggantikan penipuan dan sebagainya dengan rezeki yang lebih baik dan bertambah-tambah. Baca ” Allahuma ajurni fi musibati, wakh lufli khairan minha “. Sangat mujarab bagi orang-orang yang dizalimi dan cepat pula dapat jawapan dari Allah.

Dulu, di Makkah, pada masa awal dakwah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau sering dianiaya oleh orang-orang musyrik Quraisy. Di antaranya, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sedang bersujud di Ka’bah, lalu sekelompok orang Quraisy yang diwakili oleh ‘Uqbah bin Abi Mu’aith meletakkan isi perut bangkai onta di punggung beliau. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendoakan kebinasaan bagi mereka bertujuh. Tiga belas tahun kemudian, barulah doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dikabulkan oleh Allah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada peristiwa perang Badr dengan binasa dan terbunuhnya ketujuh orang tersebut.

Maka seorang muslim, tidak boleh merasa lelah dan jenuh dalam berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah Subhaanahu Wata’ala, dan mengharapkan kehancuran musuh-musuh Allah Subhaanahu Wata’ala. Karena cepat atau lambat, doa-doa itu akan dikabulkan oleh Allah Azza Wajalla.Wallahu Sami’ Mujib

HUKUM MENDOAKAN KEBURUKAN ATAS ORANG ZALIM

Pada dasarnya, dibolehkan bagi orang yang dizalimi dan dianiaya untuk membela dirinya salah satu bentuknya adalah dengan mendoakan keburukan atas orang yang menzaliminya.

Allah Ta’ala berfirman,
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Nisa’: 148)

Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini: “Allah tidak suka seseorang mendoakan keburukan untuk selainnya, kacuali ia dalam keadaan dizalimi. Allah memberikan keringanan baginya untuk mendoakan keburukan atas orang yang menzaliminya.dan itu ditunjukkan oleh firman-Nya, “Kecuali oleh orang yang dianiaya.” (namun), jika bersabar maka itu lebih baik baginya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir terhadap ayat di atas)

وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ
“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosa pun atas mereka.” (QS. Al-Syuura: 41)

. . . dibolehkan bagi orang yang dizalimi dan dianiaya untuk membela dirinya salah satu bentuknya adalah dengan mendoakan keburukan atas orang yang menzaliminya. .